Selamat Datang di WebBlog Pemerintahan Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Kepada Masyarakat jika mempunyai unek-unek, saran maupun Kritik terhadap kinerja Pemerintahan Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung layangkan email ke desananjung1@gmail.com

nanjung.desa.id

Profil Desa

1. KONDISI GEOGRAFIS

 a. Luas dan batas Wilayah
-- Luas Wilayah 319.828 Ha
- Luas Pemukiman 183.796 Ha
- Luas Persawahan 19.500 Ha
- Luas Perkebunan 53.828 Ha
- Luas Pekuburan 8.876 Ha
- Pekarangan 53.828 Ha
- Luas Taman
- Luas Prasarana Umum Lainya
b. Batas Wilayah
Sebelah Utara Desa Margaasih
Sebelah Timur Desa Mekar Rahayu/Desa Cigondewah Hilir
Sebelah Selatan Desa Gajah Mekar/Sungai Citarum
Sebelah Barat Desa Jelegong/Sungai Citarum
c. Kondisi Geografis
Ketinggian dari permukaan laut 600 MDL
Banyaknya curah hujan 1250 mm
Topografi
Suhu rata-rata 22 C
d. Orbitasi (jarak) ke Pusat Pemerintahan :
Jarak ke Pusat Pemerintahan Kecamatan 3 Km
Jarak ke Pusat Pemerintahan Kabupaten 14 Km
Jarak ke Pusat Pemerintahan Propinsi 30 Km
Jarak ke Pusat Pemerintahan Pusat 200 Km


Desa Nanjung terbagi kedalam 3 Dusun, 13 Rukun Warga (RW) dan 73 Rukun Tetangga (RT). Nama-nama Kampung yang ada di Desa Nanjung adalah Jati, Komplek Pesona, Sukabirus, Cibisoro, Okok dan Daraulin.
Yang termasuk dalam Kampung Jati meliputi wilayah RW. 01, 02, 03,11 dan 12, Komplek Pesona RW 10. Kampung Sukabirus meliputi wilayah RW. 04, 05, dan 09. Kampung Cibisoro meliputi RW. 08. Sementara Kampung Daraulin meliputi wilayah RW. 06 dan 07, sedangkan Kampung Okok Meliputi RW 03.
Luas wilayah menurut penggunaan lahan mencakup luas pemukiman (50% atau + 34.493,5 ha), luas persawahan (30% atau + 20.696,1 ha) dan luas prasarana umum lainnya (20% atau + 13.797,4 ha).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Pemerintahan Desa Nanjung bahwa 30% lahan pertanian yang ada di Desa Nanjung, 85% telah dijual dan kepemilikannya berpindah ke tangan orang-orang dari luar Desa Nanjung (milik pabrik) atau biasa disebut dengan “tanah petrik”
Jarak orbitasi antara Desa Nanjung dengan Ibu Kota Kecamatan + 3 Km dapat ditempuh dengan jalan kaki (+ 30 menit) atau menggunakan kendaraan bermotor (+ 15 menit), sementara jarak Desa Nanjung dengan Ibu Kota Kabupaten + 14 Km dapat ditempuh dengan jalan kaki (+ 90 menit) atau menggunakan kendaraan bermotor (+ 30 menit), dan jarak Desa Nanjung dengan Ibu Kota Propinsi + 35 km dapat ditempuh dengan sepeda motor (+ 45 menit) atau angkutan umum (+ 90 menit).
Batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara dengan Desa Margaasih Kecamatan Margaasih.
b. Sebelah selatan dengan Desa Gajah Mekar Kecamatan Kota Waringin.
c. Sebelah timur dengan Desa Cigondewah Hilir Kecamatan Margaasih.
d. Sebelah barat dengan Desa Jelegong Kecamatan Kota Waringin.


Gambaran wilayah Desa Nanjung dapat dilihat melalui peta berikut ini :

Gambar 1
Peta Wilayah Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung



Sumber : Foto Peta Desa Nanjung


2. Keadaan Demografi


Penduduk Desa Nanjung berjumlah 17.596 Jiwa, terdiri dari Laki – laki 9.125 Jiwa , Perempuan 8.471 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 4.268 Jumlah Dusun 3, Jumlah Rukun Warga 13 RW dan Jumlah Rukun Tetangga 73
Jumlah Penduduk
RW Laki-laki Perempuan Jumlah KK Jumlah
01 947 895 488 1842
02 759 810 387 1366
03 591 541 325 1132
04 546 530 285 1076
05 514 497 270 1011
06 929 853 457 1782
07 858 889 432 1649
08 769 677 369 1446
09 357 325 200 682
10 301 314 163 615
11 663 712 350 1375
12 616 527 338 1143
13 265 241 132 506


JUMLAH 9125 8471 4268 17596


Jumlah Penduduk menurut kelompok umur


Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
0 – 12 bln 96 96 192
1 – 5 th 610 609 1219
6 – 15 th 1143 1143 2286
16 – 21 th 766 766 1532
22 – 25 th 531 530 1061
26 – 30 th 552 553 1105
31 – 35 th 504 503 1007
36 – 40 th 500 500 1000
41 – 45 th 518 517 1035
46 – 50 th 592 592 1184
51 – 55 th 633 632 1265
56 – 60 th 532 533 1065
61 th keatas 697 697 1394
JUMLAH 17.596



Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah jiwa
1. Tidak sekolah 1250
2. Belum sekolah 399
3. TK 273
4. SD 3286
5. SMP 5522
6. SMA 3756
7. Perguruan Tinggi 859
17.596
Masyarakat Desa Nanjung memiliki beragam karakteristik penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan mata pencaharian. Data mengenai kependudukan diperoleh melalui Buku Potensi dan Perkembangan Desa Nanjung Tahun 2011.


a. Komposisi Penduduk menurut Usia dan Jenis Kelamin


Sesuai hasil data yang diperoleh dari Buku Potensi dan Perkembangan Desa Nanjung Tahun 2008, bahwa penduduk Desa Nanjung berjumlah 15.362 jiwa, yang terdiri dari 4.492 Kepala Keluarga, dengan jumlah laki-laki 7.960 jiwa dan perempuan 7.402 jiwa dengan komposisi sebagai berikut :


Tabel 2


Komposisi Penduduk Desa Nanjung menurut Usia dan Jenis Kelamin
NO USIA (TAHUN) JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 0 – 1 108 84 192 1,25%
2 1 – 5 694 525 1.219 7,94%
3 6 – 15 1.302 984 2.286 14,88%
4 16 – 21 744 788 1.532 9,97%
5 22 – 25 540 521 1.061 6,91%
6 26 – 30 524 581 1.105 7,19%
7 31 – 35 473 534 1.007 6,56%
8 36 – 40 520 480 1.000 6,51%
9 41 – 45 515 520 1.035 6,74%
10 46 – 50 575 609 1.184 7,71%
11 51 – 55 620 645 1.265 8,23%
12 56 – 60 519 546 1.065 6,93%
13 61 – 65 258 222 480 3,12%
14 > 66 568 363 931 6,06%
JUMLAH 7.960 7.402 15.362 100,00%


Sumber : Buku Potensi dan Perkembangan Desa Nanjung Tahun 2008


Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah usia 6 – 15 tahun mencapai 14,88% (usia sekolah). Ini merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pembangunan Desa Nanjung di masa yang akan datang, khususnya dalam sumber daya manusia (pendidikan).


b. Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan


Komposisi penduduk Desa Nanjung menurut Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Tabel 3


Komposisi Penduduk Desa Nanjung menurut Tingkat Pendidikan


NO TINGKATAN PENDIDIKAN JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Tidak Sekolah 280 334 614 7,93%
2 Belum Sekolah 363 309 672 8,68%
3 Tidak Tamat SD 663 506 1.169 15,11%
4 Tamat SD 512 431 943 12,19%
5 Tidak Tamat SLTP 216 284 500 6,46%
6 Tamat SLTP 710 812 1.522 19,67%
7 Tidak Tamat SLTA 248 217 465 6,01%
8 Tamat SLTA 563 431 994 12,85%
9 Tamat D-I 208 212 420 5,43%
10 Tamat D-II 116 86 202 2,61%
11 Tamat D-III 86 113 199 2,57%
12 Tamat S-1 17 7 24 0,31%
13 Tamat S-2 11 3 14 0,18%
JUMLAH 3.993 3.745 7.738 100,00%
Sumber : Buku Potensi dan Perkembangan Desa Nanjung Tahun 2008
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa sejumlah 19,67% atau 1.522 jiwa penduduk Desa Nanjung berlatar belakang pendidikan SLTP. Sementara disisi lain sejumlah 42,69% atau 3.226 jiwa berada dibawah tingkat SLTP. Tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi pola kemampuan berpikir dan berusaha dalam memperoleh pekerjaan.


c. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian
Komposisi penduduk Desa Nanjung menurut jenis mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Komposisi Penduduk Desa Nanjung menurut Jenis Mata Pencaharian
NO MATA PENCAHARIAN JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Petani 1.527 1.527 21,80%
2 Buruh Tani 1.199 754 1.953 27,88%
3 Buruh Migran 17 23 40 0,57%
4 PNS/TNI/POLRI 158 111 269 3,84%
5 Pengrajin 62 33 95 1,36%
6 Pedagang 299 219 518 7,39%
7 Montir 43 43 0,61%
8 Tenaga Medis - 46 46 0,66%
9 PRT - 33 33 0,47%
10 Pensiunan 127 38 165 2,36%
11 Pengusaha 193 - 193 2,75%
12 Notaris 1 - 1 0,01%
13 Dukun Paraji - 11 11 0,16%
14 Jasa Pengobatan Alternatif 1 - 1 0,01%
15 Seniman 2 1 3 0,04%
16 Karyawan Perusahaan 1.111 997 2.108 30,09%
JUMLAH 4.740 2.266 7.006 100,00%
Sumber : Buku Potensi dan Perkembangan Desa Nanjung Tahun 2008
Tabel 4 menunjukkan bahwa sejumlah 30,09% atau 2.108 jiwa penduduk Desa Nanjung bekerja sebagai karyawan perusahaan. Ini menandakan bahwa penduduk Desa Nanjung mampu mengakses sistem sumber lain (perusahaan) sebagai tempat bekerja.
Namun disisi lain sejumlah 49,67% atau 3.480 jiwa penduduk Desa Nanjung mengandalkan lahan pertanian sebagai mata pencaharian untuk menghidupi diri dan keluarganya. Dapat disimpulkan bahwa Desa Nanjung merupakan daerah agraris, dimana sebagian besar masyarakatnya lebih banyak melakukan kegiatan dibidang pertanian.
Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara bahwa penduduk yang bekerja sebagai buruh tani memperoleh upah sebesar Rp. 25.000,-/hari dengan waktu efektif bekerja 10 s/d 14 hari, sehingga pendapatan yang mereka peroleh dalam satu bulan sebesar Rp. 250.000,-. Ini menandakan bahwa posisi tawar mereka dalam bidang pertanian sangat rendah, apabila diukur dengan Upah Minimum Propinsi Jawa Barat tahun 2009 sebesar Rp. 628.191,15,-. Sementara bila diukur dengan standar pemenuhan kebutuhan hidup layak di Jawa Barat sebesar Rp. 731.68,-. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang bekerja dibidang pertanian (khususnya buruh tani) masih berada dibawah upah minimum untuk memenuhi standar kebutuhan hidup layak.


3. Kondisi Sosiografis
Masyarakat islami dan memegang teguh adat sunda merupakan salah satu ciri dari masyarakat Desa Nanjung. Aspek-aspek yang dapat menggambarkan kehidupan sosial masyarakat setempat adalah :
a. Institusi/Kelembagaan lokal
Institusi/Kelembagaan lokal merupakan kelompok atau group yang bersifat nonformal, didirikan oleh dan untuk para anggota serta masyarakat setempat. Alasan utama pembentukan institusi/kelembagaan lokal ini didasari oleh kepentingan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan atau oleh tujuan-tujuan peningkatan solidaritas dan partisipasi warga masyarakat. Batasan-batasan organisasi ini kerapkali kurang jelas, karena keterlibatan anggotanya tidak bersifat formal melainkan informal dan sukarela (stelsel pasif).
Institusi/kelembagaan lokal yang ada di Desa Nanjung seperti :
1) Kelompok pengajian
Masyarakat Desa Nanjung yang identik dengan masyarakat islami dapat dilihat dari aktifnya berbagai kelompok pengajian. Kegiatan pengajian ini dikelompokkan berdasarkan usia yakni kelompok pengajian anak-anak, remaja, bapak-bapak dan ibu-ibu. Pengajian dilakukan dengan waktu yang berbeda, misalnya saja untuk anak-anak dilakukan pada ba’da shalat subuh dan maghrib; untuk remaja dilakukan pada malam senin dan malam minggu; untuk bapak-bapak dilakukan pada malam rabu dan malam jum’at; untuk ibu-ibu dilakukan pada hari selasa (siang hari) dan malam kamis.
Sementara ada juga kelompok pengajian yang tidak dibedakan berdasarkan usia, yang biasa disebut pengajian umum. Pengajian ini dilakukan ba’da magrib, malam jum’at dan malam selasa.
2) Kelompok Arisan
Selain kelompok pengajian yang dijadikan sebagai salah satu media silaturahmi dan peningkatan pengetahuan dalam bidang agama, ada media lain yang sejenis di Desa Nanjung yang bertujuan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat, yakni kelompok arisan. Kelompok arisan yang masih aktif dilaksanakan adalah kelompok arisan ibu-ibu yang ditujukan sebagai media untuk menabung dalam jangka pendek, ajang silaturahmi diantara sesama warga dan media dimana para anggotanya dapat memanfaatkan dana sosial apabila terkena musibah.
3) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)
Kepengurusan Dewan Kemakmuran Masjid yang ada di Desa Nanjung biasanya dipegang oleh mereka yang ada di daerah setempat dan aktif dalam kegiatan peribadatan dengan tugas dan fungsi sebagaimana tugas dan fungsi DKM secara umum yakni melaksanakan kegiatan dakwah, majelis ta’lim (pengajian), Lembaga Amal, Zakat, Infaq dan Shadaqoh (LAZIS), mengurus kematian dan kegiatan ibadah lainnya.
4) Program Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Institusi/kelembagaan yang tergabung dalam wadah PKK di Desa Nanjung senantiasa aktif di masyarakat, salah satunya dalam bidang kesehatan yakni Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) diperuntukkan bagi kesehatan ibu dan anak. Posyandu di Desa Nanjung dilakukan secara aktif oleh para kader PKK yang kegiatannya antara lain penimbangan balita, pemeriksaan ibu hamil dan pemberian makanan tambahan bergizi bagi balita yang rutin dilakukan sebulan sekali di tiap RW. Selain kegiatan tersebut, PKK juga melakukan kegiatan pelestarian lingkungan hidup dengan melakukan kerja bhakti untuk kebersihan lingkungan dan penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) di lingkungan setempat.
5) Kelompok Kepemudaan
Kelompok kepemudaan di Desa Nanjung yang biasa disebut sebagai Karang Taruna merupakan salah satu wadah pengembangan kelompok pemuda yang didalamnya mencakup kegiatan yang bersifat edukatif dan rekreatif. Sebagai contoh salah satunya dalam bidang olahraga seperti bola volley dan sepak bola. Kepengurusan kelompok pemuda di Desa Nanjung masih aktif, namun dalam implementasinya masih belum rutin dan hanya melakukan pada waktu-waktu tertentu seperti kegiatan 17 Agustus-an. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pembinaan dari pemerintah Desa dan minimnya pendanaan untuk melaksanakan kegiatannya.


b. Nilai Budaya
Rafael Raga Maran menyatakan bahwa kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinganan serta tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai proses humanisasi.
Unsur-unsur kebudayaan menurut C Kluckhohn adalah : peralatan dan perlengkapan hidup; mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi; sistem kemasyarakatan; bahasa; kesenian; sistem pengetahuan dan religi.
Nilai budaya yang diperoleh praktikan melalui wawancara dan observasi lapangan di Desa Nanjung adalah :
1) Bahasa
Masyarakat Desa Nanjung dalam kesehariannya menggunakan bahasa sunda yang sering disebut juga sebagai bahasa ibu. Penggunaan bahasa ini biasanya disosialisasikan secara turun temurun didalam keluarga.
2) Sistem kemasyarakatan
Kerukunan dan kebersamaan serta gotong-royong antar penduduk masih menjadi ciri masyarakat Desa Nanjung, salah satunya dapat dilihat dengan adanya partisipasi yang spontan (contohnya menjenguk apabila ada yang sakit dan melayat apabila ada yang meninggal dunia dengan memberikan bantuan materi maupun non materi).
3) Mata pencaharian hidup
Sistem mata pencaharian hidup masyarakat Desa Nanjung paling dominan berkenaan dengan sektor pertanian (petani dan buruh tani dengan jumlah sekitar 49,67%) (lihat tabel 4). Hal ini dicerminkan dengan sebagian besar luas wilayahnya merupakan daerah pertanian atau daerah yang berbasis agraris/agriculture base. Artinya bahwa struktur perekonomian Desa Nanjung lebih dominan pada sektor pertanian, walaupun masih banyak mata pencaharian hidup yang digeluti oleh masyarakat Desa Nanjung.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan sesuatu yang dapat dipakai atau digunakan sebagai media dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan prasarana adalah suatu perangkat penunjang utama suatu proses usaha agar maksud dan tujuan dapat tercapai.
Sarana dan prasarana yang ada di Desa meliputi sarana dan prasarana dalam bidang pemerintahan, komunikasi, peribadatan, olah raga, kesehatan dan pendidikan.


Tabel 5
Prasarana yang ada di Desa Nanjung
NO ASPEK JENIS PRASARANA JUMLAH
1. Pemerintahan Kantor Pemerintahan Desa 1 unit
2. Komunikasi Wartel 6 unit
3. Peribadatan Masjid 31 buah
Mushola 14 buah
4. Olah Raga Lap. Bulu tangkis 1 buah
Lap. Voley 6 buah
Tenis Meja 6 buah
5. Kesehatan Puskesmas Pembantu 1 unit
Balai Pengobatan 1 unit
Posyandu 10 unit
Rumah Bersalin 1 unit
6. Pendidikan Sekolah Dasar 9 buah
Pendidikan Agama 3 buah
Sumber : Buku Potensi dan Perkembangan Desa Nanjung Tahun 2008


Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Nanjung (Kasie Kesra), sebaran keluarga miskin adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Jumlah Penduduk Miskin di Desa Nanjung
NO LOKASI (RW) JUMLAH PERSENTASE
KK MISKIN KK
1. 01 129 447 28,86%
2. 02 168 719 23,37%
3. 03 143 893 16,01%
4. 04 147 493 29,82%
5. 05 80 206 38,83%
6. 06 136 490 27,76%
7. 07 115 318 36,16%
8. 08 145 359 40,39%
9. 09 40 186 21,51%
10. 10 35 177 19,77%
Sumber : Data Penerima BLT Desa Nanjung Tahun 2008


Tabel 6 menjelaskan bahwa persentase keluarga miskin yang ada tiap-tiap RW di Desa Nanjung yang terbanyak adalah RW. 08. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar penduduknya bekerja sebagai buruh jahit topi dan buruh tani


2 komentar:

Miris sekali membaca penduduk termiskin terdapat di RW 08,,
Mohon pak kades yang baru, untuk mendorong warga di sana terutama anak-anak agar "mau" mngenyam bangku pendidikan minimal SMA......,,
banyak anak-anak yang lebih memilih bekerja sebagai buruh ketimbang sekolah dan para orang tuanya pun mengarahkan supaya mereka bekerja,, banyak yang tidak sekolah, SD pun tidak tamat,,

Pokoe kudu optimis para kepala desa khususnya di desa yg masih rendah tingkat kesejahtraan dan SDM. masyarakatnya, siapapun kepala desanya klo ada kesalahan perbaiki jgn menyerah.

Posting Komentar